RELAKTASI

Oleh Puspita Ayu Nurcahyani, S.Tr.Keb,Bd

 

Relaktasi merupakan suatu usaha untuk mengembalikan bayi menyusu kembali ke payudara, setelah sebelumnya bayi pernah menyusu lalu berhenti.  Ada beberapa sebab mengapa ibu berhenti menyusui, dari faktor ibu bisa karena ibu sakit dan mengkonsumsi obat yang merupakan pantangan untuk menyusui, ibu bekerja, ibu merasa air susu ibu (ASI) tidak cukup sehingga diberikan susu tambahan, ibu mengalami kesulitan menyusui seperti payudara bengkak,puting susu lecet,infeksi payudara,desakkan dari keluarga karena bayi rewel saat menyusu.  Sedangkan dari faktor bayi, bayi sakit dan dirawat terpisah dengan ibu, pemberian ASI perah ataupun susu tambahan dengan dot, bayi kesulitan saat menyusu, sejak lahir diberikan susu tambahan oleh rumah sakit tempat kelahiran bayi tersebut, dan pada situasi bencana yang tidak memungkinkan untuk menyusui.

Relaktasi perlu segera dilakukan karena makanan terbaik bagi bayi adalah ASI, menyusui bukan hanya sekedar memberikan makanan untuk bayi namun lebih utama lagi untuk membentuk kedekatan antara ibu dan bayi (bonding) sehingga bayi merasa nyaman, aman sehingga tumbuh kembang optimal.  Menurut Dr.dr. Fitri Hartanto, SpA (K) konsultan tumbuh kembang anak kebaikan yang tak ternilai dari seorang ibu adalah menyusui (breastfeeding) bukan sekedar upaya memberikan Air Susu Ibu (ASI) (breastfeed).  Dalam proses menyusui, seorang anak akan mendapat semua kebutuhan dasarnya, yaitu ASUH, berupa nutrisi (mikronutrien,makronutrien, zat kebal), ASIH, berupa kasih sayang yang terjadi karena adanya bonding saat menyusui, ASAH, berupa stimulasi tumbuh kembang yang didapat pada proses menyusui, berupa sentuhan, suara, kontak mata.  Beliau juga menyampaikan bahwa keberhasilan menyusui seorang ibu tidak lepas dari lingkungan yang terdekat yaitu suami (Ayah). 

Dalam proses relaktasi rasa percaya diri ibu bahwa ibu akan bisa kembali menyusui, dukungan keluarga dan lingkungan, pendamping menyusui atau konselor menyusui sangatlah penting.  Karena pada proses relaktasi, bayi sudah kehilangan kemampuan untuk menghisap ke payudara, bahkan sudah menolak saat disodorkan payudara.  Sehingga membutuhkan waktu dan konsistensi agar usaha relaktasi berhasil.  Contoh yang sering terjadi pada proses relaktasi adalah bayi akan menangis keras atau menolak pada saat didekatkan ke payudara ibu.  Seorang ibu harus tetap tenang saat bayi menangis agar bayi mau melekat kembali ke payudara, dan ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa.  Oleh karena itulah kehadiran konselor menyusui, kehadiran keluarga yang akan sering bersama ibu pada saat proses relaktasi juga sangat penting.  Kegagalan pada proses relaktasi yang paling sering karena tidak ada dukungan keluarga, sehingga pada prosesnya ibu kurang percaya diri, saat anak menangis akhirnya kembali diberikan pertolongan dengan memberikan ASI perah atau susu formula dengan dot.

Relaktasi melatih kita sebagai orang tua, untuk memberi kesempatan kepada seorang anak untuk belajar, dalam hal ini belajar menyusu kembali.  Bukan melayani setiap apa yang anak minta dengan menangis, karena hal itu juga akan berpengaruh dalam pola asuh kita terhadap anak, sehingga bisa mengganggu tumbuh kembangnya.  Jika relaktasi berhasil, anak akan mendapatkan zat-zat gizi yang penting untuk tumbuh kembangnya, sel hidup yang didapat dari proses menyusu dalam hal ini kasih sayang, rasa nyaman dan aman yang akan meningkatkan rasa percaya diri anak.  Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal di dua tahun pertama usianya.

 

 

Share:

Tags:

Beri Komentar