PENTINGNYA PERAN PENGASUH DALAM PROGRAM REHABILITASI PENDERITA STROKE
Oleh dr. Ellena Rachma Kusuma
Akhir-akhir ini, stroke menjadi salah satu penyebab terbanyak pembatasan kehidupan sehari-hari pada kelompok usia dewasa tua. Stroke merupakan suatu keadaan saat terdapat penyumbatan atau pembuluh darah yang pecah, sehingga aliran darah ke otak terputus dan terjadi kematian sel pada area tertentu di otak, mengakibatkan munculnya berbagai gangguan. Kehilangan keseimbangan, mengalami kelumpuhan pada wajah, penglihatan kabur, kebingungan mendadak, kelumpuhan pada sebelah tangan dan kaki, atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba merupakan beberapa hal yang dapat dialami oleh penderita stroke.
Salah satu penanganan bagi penderita stroke adalah pemberian program rehabilitasi yang bertujuan memulihkan kemampuan penderita untuk mencapai kembali target tertentu.
Namun, seringkali program rehabilitasi tersebut tidak dijalani dengan rutin oleh penderita dikarenakan adanya beberapa penyebab. Masalah seperti biaya yang terlalu besar, masalah logistik, atau masalah sosial psikologi seringkali dijumpai dalam program rehabilitasi tersebut.
Salah satu solusi bagi beberapa masalah tersebut adalah dengan diadakannya program rehabilitasi berbasis rumahan. Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tim rehabilitasi berbasis rumahan secara signifikan dapat memulihkan kemampuan fungsional pada penderita stroke. Namun, pembiayaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan perawatan oleh tim tersebut, bahkan bila diwakili oleh seorang terapis, mungkin saja masih terlalu tinggi bagi sebagian orang. Maka dari itu, masih dibutuhkan adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk merancang program rehabilitasi yang lebih terjangkau dan fleksibel.
Dikarenakan oleh adanya keterbatasan tersebut, anggota keluarga atau orang-orang terdekat pasien seringkali dipilih menjadi pengasuh untuk mendampingi penderita dalam menjalani program rehabilitasi berbasis rumahan. Diketahui terdapat banyak penelitian atau studi yang menunjukkan bahwa dengan adanya pengasuh tersebut, program rehabilitasi rumahan dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang cukup bermakna. Pengasuh dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan pencapaian suatu target, dalam memfasilitasi pemulihan kemampuan fungsional dan partisipasi penderita dalam lingkup komunitas.
Terdapat juga penelitian yang menyebutkan bahwa rehabilitasi rumahan didampingi oleh keluarga atau orang terdekat sebagai pengasuh disertai dengan kontrol satu kali tiap minggu, serupa efektifnya dengan rehabilitasi di fasilitas kesehatan.
Pelatihan khusus bagi pengasuh juga disebutkan lebih efisien dalam hal pembiayaan oleh beberapa penelitian dalam membantu perbaikan kinerja fungsional dalam program rehabilitasi.
Dengan adanya berbagai informasi tersebut, diharapkan semakin banyak masyarakat yang bersedia untuk berpartisipasi sebagai pengasuh dalam program rehabilitasi berbasis rumahan bagi penderita stroke untuk memulihkan kemampuan fungsional dan partisipasi penderita dalam kehidupan sehari-hari, didukung dengan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Referensi:
- P2PTM Kemenkes RI. Stroke. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/stroke – Diakses 11 Februari 2021.
- Wang T-C, Tsai AC, Wang J-Y, et al. Caregiver-Mediated Intervention Can Improve Physical Functional Recovery of Patients With Chronic Stroke: A Randomized Controlled Trial. Neurorehabilitation and Neural Repair. 2015;29(1):3-12. doi:10.1177/1545968314532030.
Beri Komentar