GANGGUAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA
Oleh Dr.Muyassaroh,Sp.THT-KL(K),M.Si.Med dari RSUP Dr.Kariadi Semarang
Gangguan keseimbangan ditandai dengan adanya gejala vertigo (pusing berputar), seringkali diikuti dengan gejala mual dan muntah. Vertigo yang hebat dan mendadak dapat menyebabkan rasa cemas dan ketakutan.1 Vertigo merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh orang tua (lansia), 30% pada usia di atas 60 tahun dan bertambah menjadi 50% di atas 85 tahun.2 Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2008, lebih dari 7 juta orang Amerika berusia 65 dan lebih tua mengeluh masalah keseimbangan, dengan penyebab umum adalah efek samping obat (11,3%), infeksi telinga bagian dalam (11,0%), penyakit jantung (8,6%), dan otolith (7,9%). Vertigo pada lansia bermanifestasi berbeda dibandingkan pasien muda dengan kumpulan gejala yang lebih membingungkan, lansia cenderung melaporkan perasaan berputar yang lebih ringan, pusing yang tidak spesifik dan adanya ketidakstabilan. Kekuatan dan massa otot anggota gerak berkurang seiring bertambahnya usia, meningkatkan risiko cedera terkait jatuh pada pasien usia lanjut.
EFEK PENUAAN PADA ORGAN KESEIMBANGAN
Perubahan fisiologis terkait usia pada ketiga sistem sensorik (penglihatan, keseimbangan, somatosensorik) dan koneksi sentralnya (susunan saraf pusat) disebut sebagai presbiastasis. Kesulitan visual berpotensi menyebabkan ketidakcocokan dalam memperkirakan jarak tertentu dan memproses informasi yang tidak akurat, hal tersebut menyebabkan hambatan dalam mempertahankan kontrol postur tubuh. Penglihatan memburuk sejak usia 50 tahun dan diperburuk oleh efek patologi seperti katarak atau perubahan akibat diabetes. Kemampuan untuk menanggapi perubahan input visual juga menurun seiring dengan pertambahan usia. Perubahan struktur keseimbangan pada lansia menyebabkan pengurangan ukuran serat saraf vestibular. Input proprioseptif mengalami perubahan dalam hal kualitas dan kuantitas seiring dengan bertambahnya usia, hal ini menyebabkan ketidakstabilan postural. Berkurangnya informasi proprioseptif akibat hilangnya sensasi yang diterima dapat disebabkan oleh penyakit tertentu seperti neuropati perifer diabetik. Perubahan juga terjadi akibat penurunan massa otot yang dimulai dari dekade ke 6 dan mempengaruhi kekuatan kaki. Degenerasi tulang belakang sering terjadi pada usia lanjut, hal tersebut dapat mengganggu kontrol postural dan dapat menyebabkan jatuh.
Sistem saraf pusat (SSP) menunjukkan penurunan sel selnya berkurang akibat penuaan. Plastisitas SSP menjadi berkurang, terjadi perubahan konsentrasi neurotransmitter dan integrasi sinyal periferal (visual, somatosensori, dan vestibular). Kekuatan otot, koordinasi otot, fleksibilitas sendi, dan kontrol motorik dapat berpengaruh terhadap keseimbangan pada berbagai tingkatan.
ETIOLOGI
Lansia lebih rentan mengalami serangan vertigo dibandingkan dengan usia muda akibat perubahan fungsional yang terjadi. Penyebab utama vertigo pada lansia terjadi akibat adanya gangguan di susunana saraf pusat/organ keseimbangan atau karena multimodalitas keseimbangan terganggu (presbiastasis) dan penyakit yang dideritanya atau efek samping obat yang diminum.
DIAGNOSIS VERTIGO
Vertigo adalah gejala subjektif yang diinterpretasikan berbeda oleh pasien dan dokter. Gambaran historis spesifik, termasuk frekuensi, tempo, onset, pemicu, dan gejala vertigo yang terkait telah terbukti bermanfaat dalam membedakan antara penyebab vertigo perifer dan sentral. Vertigo rotasi menyerupai sensasi berada di komedi putaran ditemukan pada infeksi organ vestibular dan gangguan lainnya, sedangkan vertigo postural menyerupai sensasi mengendarai kapal biasa dijumpai pada vestibulopati bilateral. Banyak pasien menggunakan istilah "pusing" untuk sakit kepala ringan tanpa sensasi bergerak misal pada keracunan obat. Serangan yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit biasa didaptkan pada vestibular paroksismal. Serangan yang berlangsung dalam hitungan jam didapat pada penyakit Meniere atau migrain vestibular. Serangan vertigo postural yang berlangsung beberapa menit hingga berjam-jam dapat terjadi misalnya pada serangan stroke.
Faktor pemicu dapat memperburuk vertigo dan pusing antara lain gejala timbul saat istirahat atau saat aktifitas. Faktor pencetus seperti perubahan posisi, akibat kondisi sosial atau lingkungan tertentu, batuk dan nada keras dari frekuensi tertentu dapat menentukan jenis atau penyebab vertigo.
Gejala penyerta seperti denging pada telinga, gangguan pendengaran, dan sensasi tekanan di telinga merupakan tipikal dari penyakit Meniere. Lihat dobel, gangguan perasa, gangguan menelan dan gangguan bicara, kelumpuhan lengan dan kaki adalah gejala yang berasal dari pusat yang biasanya muncul di batang otak. Sakit kepala atau riwayat migrain dapat menunjuk ke diagnosis migrain vestibular tetapi juga dapat disebabkan oleh perdarahan otak.
Daftar obat yang sedang dikonsumsi pasien penting untuk membantu membuat diagnosis bahkan mengarahkan kepada manajemen. Sebagian besar obat-obatan dapat menyebabkan vertigo sebagai efek samping, dan sekitar 50% geriatri mengkonsumsi lima atau lebih obat. Sekitar 80% orang tua memiliki setidaknya satu kondisi medis kronis, dan sebagian besar gangguan tersebut dapat berkontribusi atau bahkan menyebabkan vertigo.
TATALAKSANA
Vertigo pada orang tua memiliki penyebab yang multifaktorial, manajemen penyakit tersebut harus disesuaikan dengan penyebab. Manajemen vertigo meliputi beragam pendekatan, termasuk pendekatan medis, rehabilitasi serta penggunaan perangkat prostetik.
Rehabilitasi bertujuan untuk menghilangkan gejala kecacatan dengan cara mendorong adaptasi atau reposisi sistem keseimbanganr. Rehabilitasi termasuk:1) Latihan adaptasi VOR (visual-occulomotor reflex) untuk membantu sistem saraf pusat beradaptasi dengan perubahan atau hilangnya input sistem vestibular, 2) latihan habituasi untuk mengurangi respon patologis terhadap stimulus yang memprovokasi, dan 3) latihan substitusi untuk mempromosikan penggunaan sisa sistem sensorik. Latihan rehabilitasi efektif dalam meningkatkan kontrol postural, pengurangan gejala, dan status emosional pada pasien vertigo dengan penyebab tidak spesifik.
Berbagai perangkat buatan telah dikembangkan untuk membantu meningkatkan keseimbangan postur tubuh pada lansia. Perangkat umpan balik Vibrotactile telah terbukti dapat meningkatkan keseimbangan postur tubuh pada saat diam, berdiri dan berjalan. Sistem perangkat biofeedback lidah menginformasi tentang posisi kepala melalui stimulasi elektrotaktil yang juga dilaporkan dapat meningkatkan stabilitas kepala.
Kerusakan fungsi keseimbangan terkait usia masih belum dapat diperbaiki dengan perawatan medis saat ini. Beberapa obat dilaporkan dapat mencegah secara efektif perubahan terkait usia di telinga bagian dalam. Suplemen oral dengan antioksidan mitokondria seperti asam alfa-lipoat dan koenzim Q10 telah terbukti mengurangi kerusakan sel yang tergantung usia pada telinga bagian dalam tikus.
Beri Komentar